Desa Pulau Kaung terlatak di Pulau
Sumbawa, NTB yang terkenal dengan seribu sapinya. Tetapi desa Pulau kaung
berbeda dengan desa-desa yang ada di Daratan Sumabawa karena sehari-hari disini
kita menggunakan bahasa Same atau yang lebih terkanal dengan bahasa Bajo. Padahal
sebenarnya kata Bajo (Bajoe) itu berasal dari sebuah nama tempat yang ada
Sulawesi selatan, Wakatobi. Padahal orang bajo sendiri berkata kalau bahasa
kita itu bahasa SAME sementara orang luar dari suku kita meyebutnya bahasa
BAJO.
Dari namanya Pulau Kaung saya yakin
sahabat-sahabat sudah pasti bisa menebak kalau Palau Kaung ini pasti sangat dekat
dengan laut. Heee sudah pasti yaa namanya saja sudah pulau yaaa.. mata pencaharian
masyarakatnyapun mayoritas nelayan mengapa saya katakan mayoritas karena tidak
semuanya nelayan ada juga yang berprofesi menjadi pegawai negri sipil (PNS)
guru, polisi, bidan, ada juga wirausaha
meski tidak terlepas dengan memnjual perlengkapan untuk melaut.
Untuk akses kejalan raya pun sudah
ada meski sudah lumayan lama siih semanjak tahun 1990-1991 pembanguna jalan
untuk akses kendaraan sudah ada tapi dulu masih kecil sahabat. Tapi sekarang
sudah besar meski jalannya sekarang sudah rusak terlalu bayak lobang akhirnya
jadi harus pelan-pelan kalau tidak bisa bahaya.
Tempat tinggal masyarakat disini hampir
semua rumah panggung (rumah yang materialnya dari kayu) tapi sekarang sudah
lumayan banyak yang membuat rumah Batu ( materialnya dari batu bata/batako)
Untuk pendidikan disini Hanya ada
SDN Pulau Kaung, jadi untuk melanjutkan ke tingkat SLTP harus pergi keluar
desa. Nah disinilah letak terjadinya masalah saat lulus SD orang tua harus
mempunyai dana yang cukup untuk membiayai anak nya sekolah. Dikarenakan jarak
sekolah SLTP sangat jauh jadi membutuhkan transportasi Umum/Pribadi. Tarif
untuk anak sekolah memang setengah dari tarif umum tapi tetap juga harus
mengeluarkan dana untuk itu. Disinilah banyak orang tua yang memilih untuk
menyerah dan tidak melanjutkan sekolah anaknya.
Apa lagi sekarang untuk menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di wajibkan memiliki Ijazah S1 dan itu belum menjadi
jaminan akan Lulus menjadi PNS. Maka sebagian dari mereka yang memang tak mampu
meyekolahkan sampai S1 sudah patah semangat duluan akhirnya SD sudah cukup bagi
anak-anaknya. Lebih baik anak mencari ikan agar dapat mendapatkan pendapatan
tambahan bagi ekonomi keluarga.
Tapi ada juga sebagian kecil dari
masyarakat Pulau Kaung yang dapat menyekolah kan anaknya sampai S1 dan alham
dulillah sebagian kecil itu hamper semuanya berhasil dalam meraih cita-citanya.
Hal ini saya rasa juga baik untuk memicu semangat para orang tua untuk
menyekolahkan anaknya hingga kejenjang perguruan tinggi. Meski ada juga anak
yang memang mempunyai tekan sekolah yang tanpa batuan orang tua dapat menempus
sekolah hingga S1-nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar